Penyebab penyakit campak (rubeola) beserta gejala, cara mencegah dan mengobatinya. Penyakit campak (rubeola) adalah penyakit yang disebabkan karena adanya virus yang hidup dan berkembang didalam sel paru-paru dan tenggorokan yang menyebabkan terjadinya infeksi. Penyakit campak ini bisa menyerang siapa saja, namun umumnya penyakit campak ini lebih sering dialami oleh anak-anak. Dalam istilah kedokteran, campak atau rubeola juga dikenal atau disebut sebagai morbili atau measles. Penyakit campak ini mudah sekali menular melalui udara ketika si penderita bersin, meludah, ataupun membuang ingus. Penyakit campak ini akan ditandai dengan gejala-gejala seperti demam, batuk, hidung meler, serta ruam-ruam pada kulit. Jika penyakit ini tidak segera diatasi, maka dapat menimbulkan penyakit komplikasi seperti infeksi telinga, radang paru (pneumonia), radang tenggorokan (bronchitis), dan radang otak (encephalitis).
Penyakit infeksi lain yang mempunyai gejala mirip penyakit campak (rubeola)
Campak atau yang biasa disebut rubeola terkadang sering disalah artikan dengan rubella dan roseola, akan tetapi ketiga gangguan atau kondisi tersebut memiliki perbedaan. Bila campak (rubeola) ditandai dengan gejala ruam-ruam di kulit dengan bentuk bintik-bintik merah yang menyebar dari kepala hingga kaki. Roseola adalah infeksi yang hanya menyebabkan dibagian paha atau celana anak, yang bisa menyebar hingga ke lengan atas serta leher dan akan menghilang dengan sendirinya dalam hitungan hari, selain itu roseola hanya menyerang anak balita maupun anak bayi. Sedangkan rubella adalah penyakit yang juga disebabkan oleh virus dan juga memiliki gejala yang sama dengan rubeola, namun akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari (2-3 hari).
Ciri-ciri atau gejala-gejala penyakit campak (rubeola)
Seseorang yang terinfeksi penyakit campak, akan merasakan atau mengalami gejala-gejala awal yang mirip seperti gejala penyakit flu dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, seperti demam, batuk, hidung meler, serta tenggorokan kering. Terkadang juga disertai dengan mata menjadi merah dan berair. Setelah itu muncul gejala berikutnya dalam 3-5 hari kemudian seperti mulai muncul ruam-ruam berupa bintik-bintik merah kecoklatan di kulit yang menyebar dari kepala hingga ke kaki.
Bintik putih di mulut (kopliks) juga merupakan gejala atau tanda penyakit campak
Campak atau yang biasa disebut rubeola terkadang sering disalah artikan dengan rubella dan roseola, akan tetapi ketiga gangguan atau kondisi tersebut memiliki perbedaan. Bila campak (rubeola) ditandai dengan gejala ruam-ruam di kulit dengan bentuk bintik-bintik merah yang menyebar dari kepala hingga kaki. Roseola adalah infeksi yang hanya menyebabkan dibagian paha atau celana anak, yang bisa menyebar hingga ke lengan atas serta leher dan akan menghilang dengan sendirinya dalam hitungan hari, selain itu roseola hanya menyerang anak balita maupun anak bayi. Sedangkan rubella adalah penyakit yang juga disebabkan oleh virus dan juga memiliki gejala yang sama dengan rubeola, namun akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari (2-3 hari).
Ciri-ciri atau gejala-gejala penyakit campak (rubeola)
Seseorang yang terinfeksi penyakit campak, akan merasakan atau mengalami gejala-gejala awal yang mirip seperti gejala penyakit flu dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, seperti demam, batuk, hidung meler, serta tenggorokan kering. Terkadang juga disertai dengan mata menjadi merah dan berair. Setelah itu muncul gejala berikutnya dalam 3-5 hari kemudian seperti mulai muncul ruam-ruam berupa bintik-bintik merah kecoklatan di kulit yang menyebar dari kepala hingga ke kaki.
Bintik putih di mulut (kopliks) juga merupakan gejala atau tanda penyakit campak
Dalam waktu 2-3 hari setelah gejala-gejala penyakit campak sudah muncul, anda dapat melihat titik kecil di dalam mulut dan seluruh leher. Titik putih ini disebut bintik kopliks. Dinamakan bintik kopliks seperti nama dari dokter yang pertama kali menjelaskan mengenai gejala-gejala awal penyakit campak pada tahun 1896, henry kopliks MD. Bintik kopliks umumnya berwarna merah dengan bagian tengahnya berwarna putih-biru. Bintik kopliks biasanya juga menghilang ketika gejala-gejala yang menandai penyakit campak hilang.
Gejala penyakit campak, ruam-ruam di kulit
Ruam-ruam pada kulit yang disebabkan oleh penyakit campak umumnya berbentuk bintik-bintik yang berwarna merah kecoklatan. Biasanya mulai muncul dari kepala atau wajah lalu menyebar turun hingga ke kaki. Bintik-bintik merah ini akan menutupi seluruh bagian tubuh dalam beberapa hari, dan bintik-bintik ruam ini akan hilang dengan sendirinya dalam 5-6 hari.
Komplikasi penyakit campak - radang paru (pneumonia)
Ruam-ruam pada kulit yang disebabkan oleh penyakit campak umumnya berbentuk bintik-bintik yang berwarna merah kecoklatan. Biasanya mulai muncul dari kepala atau wajah lalu menyebar turun hingga ke kaki. Bintik-bintik merah ini akan menutupi seluruh bagian tubuh dalam beberapa hari, dan bintik-bintik ruam ini akan hilang dengan sendirinya dalam 5-6 hari.
Komplikasi penyakit campak - radang paru (pneumonia)
Sekitar 30% penderita campak terkena komplikasi penyakit radang paru (pneumonia), infeksi telinga, diare, dan encephalitis. Pneumonia adalah penyakit infeksi paru-paru yang menyebabkan demam, nyeri di dada, batuk berdahak, dan kesulitan bernafas. Orang yang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh yang lemah akan dapat terjangkiti bentuk penyakit pneumonia lain yang lebih berbahaya.
Komplikasi Penyakit Campak – radang otak (Encephalitis)
Komplikasi Penyakit Campak – radang otak (Encephalitis)
Dalam banyak kasus penyakit campak selama ini, 1 dari 1000 anak yang lahir dengan gejala campak akan terkena penyakit encephalitis atau bentuk kepala yang abnormal. Terkadang encephalitis akan muncul secara langsung ketika seseorang terserang campak. Penyakit encephalitis bisa menjadi penyakit serius yang berbahaya karena dapat mengakibatkan keterbelakangan mental dan merusak pendengaran. Selain itu juga sangat berbahaya bagi wanita hamil, karena dapat meyebabkan keguguruan atau melahirkan anak premature.
Pencegahan penyakit campak (rubeola)
Penyakit campak biasanya dicegah dengan memberikan vaksin campak atau immunoglobulin (IG). Pada anak-anak, pemberian vaksin biasanya dilakukan ketika anak sudah berusia 1 ½ tahun. Vaksin biasanya tidak dilakukan pada anak dibawah usia tersebut karena anak dibawah usia tersebut masih memiliki kekebalan tubuh yang berasal dari ibunya, selama dikandungan. Selain itu pemberian vaksin campak ini biasanya juga akan diberikan untuk kedua kalinya ketika anak sudah berusia 4-5 tahun agar sistem kekebalan tubuh anak tersebut meningkat dan kebal dari serangan virus penyebab campak tersebut.
Mengobati penyakit campak (rubeola)
Tidak ada obat khusus untuk penyakit rubeola atau campak ini. terkadang penderita akan diberikan vaksin campak dan rubella pada waktu 1-3 hari setelah gejala-gejala campak mulai muncul, untuk menghindari penyebaran penyakit campak ini secara menyeluruh. Saran terbaik untuk penderita campak adalah mengisolasinya, serta jangan biarkan ia keluar rumah dan berikan ia waktu istirahat hingga penyakit campak tersebut sembuh. Minum banyak cairan untuk mengurangi resikot dehidrasi dan minum acetaminophen untuk (Tylenol) untuk gejala demamnya. Jangan memberikan aspirin pada anak, karena dapat menyebabkan terjadinya Sindrom Reye meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Selain itu suplemen tambahan seperti vitamin A biasanya diberikan oleh dokter jika pasien tersebut membutuhkannya. Bila yang menderita campak adalah ibu hamil, dokter bisa jadi akan memberikan vaksin yang dibutuhkan saat itu, untuk mencegah terjadi komplikasi penyakit bagi ibu dan anak.
Semoga artikelnya bermanfaat, baca juga “penyebab gatal di kulit”dan "pengertian penyakit virus ebola beserta cara mencegahnya".
Sumber: gejala dan penyebab penyakit
0 Response to "Penyebab penyakit campak (rubeola) beserta gejala, cara mencegah dan mengobatinya"
Posting Komentar