Gejala penyakit kanker limfoma, penyebab, beserta penanganan atau pengobatannya

Gejala penyakit kanker limfoma, penyebab, beserta penanganan atau pengobatannya. Apabila anda menemukan sebuah benjolan yang menurut anda tidak wajar, anda jangan mengabaikannya, meskipun benjolan tersebut tidak menimbulkan rasa sakit seperti nyeri atau gatal. Karena ada kemungkinan kalau benjolan tersebut adalah kanker limfoma. Limfoma adalah sejenis tumor ganas yang berasal dari kelenjar getah bening, dan merupakan salah satu dari 10 tumor ganas yang sering dikenal. Dalam setahun terakhir ini, penderita kanker limfoma telah semakin meningkat. Bahkan menurut laporan dari konferensi limfatik internasional, setiap 9 menit di seluruh dunia dilaporkan muncul kasus baru penyakit kanker limfoma. Mendiagnosis sejak dini dengan cepat saat mengetahui gejala-gejala penyakit yang muncul, sangat membantu dalam peluang keberhasilan pengobatan limfoma tahap awal, serta demi memperpanjang kelangsungan hidup.
http://gejalapenyebabsakit.blogspot.com/2015/07/gejala-kanker-limfoma-penyebab.html

Gejala-gejala penyakit kanker limfoma:
  • Gejala keseluruhan:
Pada penyakit limfoma yang ganas, sebelum atau berbarengan dengan itu akan muncul pembesaran pada kelenjar getah bening, selain itu juga akan muncul gejala-gejala seperti gatal-gatal, demam, penurunan berat badan, keringat malam, dan sebagainya.  Oleh karena itu apabila anda mengalami gejala-gejala seperti diatas namun tidak diketahui penyebabnya, maka kami sarankan untuk melakukan pemeriksaan tes darah, demi memastikan kalau itu bukan penyakit kanker limfoma.
  • Pembesaran pada kelenjar getah bening
Membesarnya kelenjar getah bening merupakan gejala tipikal dari penyakit limfoma, benjolannya tidak menimbulkan rasa sakit, permukaan benjolan mulus, membesar secara bertahap, dan saat diraba benjolan akan terasa keras seperti bola pimpong, atau seperti ujungnya hidung. Pembesaran yang umumnya sering terjadi di kelenjar getah bening leher, dan supraklavikula. Saat terjadi pembesaran kelenjar getah bening, bisa dilakukan pemeriksaan biopsi yang umumnya diambil dari kelenjar getah bening leher atau yang dibawah ketiak. Pemeriksaan seperti ini merupakan cara diagnosis limfoma yang wajib untuk dilakukan.
  • Terjadi perubahan pada kulit
Penderita penyakit kanker limfoma akan mengalami gejala yaitu munculnya perubahan pada kulit, seperti melepuh, eritoma, erosi kulit, dan sebagainya. Pada penyakit limfoma tahap lanjutan, penderita akan mengalami kemerosotan pada antibody, sehingga kulit penderita akan sering infeksi, bernanah, eksudat. Rumah sakit Modern Cancer Guangzhouz menyarankan, ketika gejala-gejala seperti diatas muncul, juga belum pasti orang tersebut menderita limfoma, namun sangat disarankan untuk melakukan memeriksakannya ke rumah sakit. Hal seperti ini bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan dalam pengobatan serta kualitas hidup anda, apabila gejala-gejala tersebut memang benar berasal dari penyakit kanker limfoma.
 
Pemeriksaan penyakit limfoma:
  • Pemeriksaan menggunakan sinar-x:
Tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk mengamati kelenjar getah bening regional/ hilus, kelenjar getah bening mediastinum, internal kelenjar getah bening susu, kelenjar getah bening karina, serta mengamati pintu paru apakah terdapat invasi tumor. Kemungkinan adanya pembesaran kelenjar getah bening mediastinum anterior, dan kelenjar getah bening hilus akan menjadi penyakit limfoma ganas, dan perlu membuag TB luar paru, infeksi jamur atau tumor lain yang diakibatkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Pemeriksaan CT-Scan:
Dengan menggunakan pemeriksaan CT-Scan bisa ditemukan jaringan limfoid di bagian perut bawah kelenjar getah bening, yang biasanya bila menggunakan metode pemeriksaan lain akan sulit untuk dideteksi. Dan pemeriksaan CT-Scan pada dada bisa membantu dalam mendiagnosa pathology serta membantu mendiagnosis posisi pembengkakkan kelenjar getah bening hilus, aorta, dan bagian-bagian lainnya.
  • MRI (Magnetic Resonance Imaging):
Pemeriksaan MRI bisa menunjukkan struktur vaskular, serta multi-scan dari posisi dan lapisan tubuh.
  • Radioisotop scanning:
Apabila dibandingkan dengan X-ray, scan tulang bisa dideteksi lebih dini dengan perubahan patologi tulang, scan tulan akan bisa menunjukkan serapan radionuklida meningkat lesi, serta sel limfoma infiltrasi difus tulang.
  • USG:
Pemeriksaan menggunakan USG bisa ditemukan kelenjar getah bening di diameter lebih besar dari 2 cm, namun tidak bisa mengidentifikasi pembengkakkan kelenjar getah bening tersebut disebabkan oleh invasi tumor atau hiperplasia reaktif atau peradangan kronis, dengan pemeriksaan USG bisa ditemukan nodul tumor hingga pembesaran limpa atau hati.
 
Biopsi tumor
  • Limfoma maligna:
Pemastian limfoma maligna biasanya harus dilakukan patologis, yang paling utama adalah patologis specimen kelenjar getah bening.
  • Biopsi sumsum tulang:
Pemeriksaan klinis sumsum tulang sangat penting, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan secara berulang kali. Kejadian pada sumsum tulang limfoma bisa mencapai 40% hingga 90%.
  • Biopsi hati:
Limfoma non Hodgkin, sel belahan kecil, serta sel limfosit kecil, lebih mudah terjadinya di hati dibanding sel belahan besar.
  • Gambaran darah: sel darah putih dari penyakit hodgkin sebagian besar normal, sebagian kecil  meningkat secara signifikan, dengan adanya peningkatan neutrofil, sekitar 1/5 kasus limfopenia serta eosinofilia terlambat. Penderita limfoma non-Hodgkin adalah ketika sel darah putih lebih banyak dari biasanya, dan disertai limfositosis relatif atau absolut setelah terdiagnosa.
Penyakit kanker limfoma
Kebanyakan penderita kanker limfoma terburu-terburu dalam melakukan pengobatan. Sebelum memutuskan pengobatan apa yang harus dilakukan, seharusnya diketahui terlebih dulu kondisi dari pasien, setelah diketahui gejala klinisnya seperti demam, berkeringat di malam hari, serta penentuan stadium, baru bisa diperhitungkan metode pengobatan apa yang tepat untuk terapkan.
Metode pengobatan kanker limfoma secara operasi tidaklah efektif, karena metode operasi tidak dapat membersihkan keseluruhan, sebab limfoma meliputi keseluruhan dari tubuh. Meskipun ada beberapa kasus yang dilakukan operasi, namun indikasinya masih mempunyai keterbatasan yang besar, dan penyakit masih mudah sekali untuk kambuh pasca operasi. Selain itu kemoterapi dan radioterapi pun juga bisa menimbulkan efek samping yang berat, sedangkan pada pengobatan tradisional juga masih banyak terjadi kesalahan yang tidak bisa dihindari.
 
Cara atau metode pengobatan penyakit kanker limfoma:
  • Pengobatan intervensi
Pengobatan intervensi merupakan pengobatan minimal invasif yaitu gabungan dari berbagai teknologi canggih modern. Dokter dengan panduan peralatan pencitraan medis, akan memasukkan alat semacam kateter khusus, serta peralatan yang canggih lainnya ke dalam tubuh pasien untuk mendiagnosa serta melakukan pengobatan lokal. Selain itu luka sayatan akibat proses pengobatan sangat kecil yaitu hanya seukuran dengan biji beras, tidak perlu melakukan pembedahan pada jaringan tubuh, dan sangat efektif untuk penyakit kanker limfoma yang telah mengalami metastase. Obat-obatan bisa langsung disalurkan pada bagian lokal, selain bisa meningkatkan konsentrasi obat pada luka, juga bisa mengurangi jumlah obat serta efek sampingnya. Selama menjalankan pengobatan intervensi, dapat juga dipadukan dengan embolisasi, embolisasi ini berfungsi untuk menghalangi pasokan darah mengalir ke tumor, sehingga tumor akan mati karena “kelaparan”. Sel kanker yang tidak memperoleh pasokan darah, akan kekurangan gizi, kekurangan oksigen, dan pada akhirnya akan mati.
  • Pengobatan penanaman biji partikel
Pengobatan penanaman biji partikel I125 merupakan bagian dari pengobatan brachytherapy. Metode pengobatan ini adalah teknik minimal invasif dengan biji I125 yang dimasukkan ke dalam limfoma atau metastase yang terjadi pada sistem limfoma. Biji partikel tersebut akan mengeluarkan radiasi dengan dosis rendah secara terus-menerus sehingga sel-sel kanker dan sel-sel tumor hipoksia disekitarnya akan terbunuh atau mati. Dengan begitu pengobatan tumor akan sangat efektif, karena juga bisa mencegah kekambuhan dan penyebaran kanker.

Pengobatan minimal invasif
Pengobatan minimal invasif adalah pengobatan kanker terbaru yang dihasilka dari diskusi para ahli onkologi multidisiplin, yang diantaranya ada metode intervensi minimal invasif, pembedahan minimal invasif, pemanasan, penanaman biji partikel, Radio Frequency Ablation, laparoskopi, serta teknologi-teknologi canggih minimal invasif lainnya, yang kemudian dijadikan menjadi satu kesatuan metode pengobatan yang komprehensif dengan menggabungkan kondisi primer dan sekunder dari pasien, serta mengkombinasikan beberapa jenis metode pengobatan, berdasarkan perkembangan kondisi dari si pasien, serta meningkatkan efektifitas pengobatan. Sehingga menunjukkan peluang kesembuhan serta harapan hidup yang meningkat drastis.
Baca juga gejala dan penyebab penyakit kanker lainnya “gejala dini penyakit kanker kulit” dan “penyebab penyakit kanker pankreas”.

0 Response to "Gejala penyakit kanker limfoma, penyebab, beserta penanganan atau pengobatannya"

Posting Komentar